Tren wisata saat ini adalah menyusuri alam yang masih natural. Salah satunya geo heritage, wisata yang mengulik sejarah terjadinya pulau Jawa. Pengin lebih mendalam soal wisata jenis ini, perlu ahli yang mendampingi agar waktu yang dimanfaatkan wisatawan tidak sia-sia. Anda bisa menikmati keindahan alam, sekaligus mendapat tambahan ilmu pengetahuan dari orang yang berkompeten.
Tempat yang
kali ini bisa dipilih adalah dimulai dari Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto,
Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya, di bibir Sungai Opak.
Spot ini menjadi pintu gerbang memulai petualangan ke masa 60 juta tahun lalu.
Kejutan pertama dari kunjungan ke
masa lalu adalah temuan dari bongkahan batu besar berwarna hitam mengilat di
bibir sungai yang strukturnya menyerupai bantal. Batu ini merupakan penanda
dari masa lalu.
Memang, batu
tersebut awalnya merupakan lava cair bersuhu tinggi hasil erupsi gunung api
yang membeku cepat karena air, hingga membentuk gumpalan menyerupai bantal.
Lava bantal (pillow lava) yang tersingkap oleh gerusan aliran Sungai Opak
merupakan fenomena alam yang menarik dan penting. Sebagai bukti yang
menunjukkan proses awal pembentukan gunung api purba pertama di Jawa.
Batuan ini
hanya bisa ditemui di beberapa tempat di bagian selatan Jawa. Selain di Berbah,
temuan serupa bisa diperoleh di Bayat Klaten, Pacitan di Jawa Timur, dan
Jampang yang masuk wilayah Provinsi Jawa Barat.
Menurut para ahli bebatuan, gunung
api purba dulu berada di bawah laut. Jadi awalnya merupakan dasar laut dan lava
bantal berfungsi sebagai penopangnya. Bebatuan berlapis-lapis berwarna putih
keabu-abuan terang yang berada di sisi seberang sungai hasil endapan debu
vulkanis dari erupsi gunung api strato (kerucut). Lapisan debu vulkanis yang
tebal ini menandai periode masa kejayaan gunung api purba 36 juta tahun lalu.
Di sini, ada
dua fase pembentukan gunung api. Yakni fase keluar lava dan letusan debu
vulkanik. Meski batuan berdekatan, jeda peristiwanya mencapai ribuan tahun.
Situs batuan
beku yang berdampingan dengan endapan debu vulkanik pada tepian Kali Opak
adalah tujuan pertama. Di kalangan ilmuwan, fenomena geologi yang berada di
Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman ini dikenal dengan sebutan
Lava Bantal Berbah. Disebut lava bantal (pillow lava), karena bentukan
geometrinya yang menyerupai bantal. Lava bantal terbentuk dari lava hasil
erupsi lelehan yang berkontak langsung dengan massa air, bisa di laut atau
danau. Pembekuan yang berlangsung cepat menyebabkan mineral-mineralnya tak
terbentuk dengan baik dan membentuk geometri serupa bantal.
Lava Bantal Berbah diperkirakan
sebagai gejala erupsi lelehan yang telah berumur lebih dari 30 juta tahun dan
ditengarai sebagai cikal bakal gunung api di Pulau Jawa yang belakangan
berkembang menjadi himpunan gunung api strato dengan erupsi eksplosif. Di
sepanjang Pegunungan Selatan Pulau Jawa, singkapan ini tergolong langka dan
terbaik. Sekaligus bisa dianggap sebagai representasi masa-masa awal
pembentukan gunung api di Pulau Jawa.
Hanya dalam
satu pandangan mata dari lokasi di mana lava bantal berada, tepat di seberang
Kali Opak, bisa disaksikan fenomena lain berupa endapan debu vulkanik cukup
tebal sebagai bukti adanya erupsi gunung api strato di masa silam. Fenomena ini
menandai masa-masa kejayaan gunung api purba di Pulau Jawa.
Tak jauh
dari lokasi tersebut, tepatnya di daerah pertambangan di Desa Sambirejo,
Kecamatan Prambanan, bisa disaksikan hamparan bukit bebatuan putih berlapis
kehitaman karena cuaca. Ketinggiannya sekitar 60 meter. Puncak perbukitan
mencapai 300 meter dengan ketebalan 250 meter.
Di beberapa
sisi, penambang tradisional melakukan aktivitas penambangan. Hamparan
perbukitan tersebut merupakan bekas tumbukan debu vulkanis erupsi super Semilir
gunung api purba yang maha dahsyat sekitar 36-30 juta tahun lalu. Material,
hamparan, dan ketebalan erupsi mencapai puluhan kilometer.
Sekilas terlihat kokoh. Namun,
batuan ini tidak seberat yang dibayangkan. Ringan sekali seperti batu apung dan
mudah retak. Struktur batuan di bukit ini makin ke atas semakin halus dan
berwarna kuning kecokelatan. Semua itu merupakan bukit yang menjadi bukti
episode katastropik atau merusak diri dari gunung api strato yang diungkapan soal
lava bantal.
Seperti
karakteristik gunung api umumnya, gunung api strato Semilir tak kuat menahan
tekanan magma yang semakin besar. Maka, akan menghancurkan diri dengan cara
erupsi. Sisa kaldera formasi semilir di Gunung Ijo membuktikan ketebalan
endapan debu vulkanik hasil erupsi super Semilir ini. Jejak masa kejayaan
gunung api purba juga bisa ditemui di situs gunung api Nglanggeran di kawasan
Piyungan, Yogyakarta. Tempat ini sudah dikenal sebagai obyek wisata yang banyak
dikunjungi wisatawan.
Di lokasi
ini terdapat batu dengan ukuran superbesar dan bukit menjulang tinggi berwarna
kehitaman. Dalam istilah geologi, batu dan bukit yang disebut bomb atau
aglomerat ini adalah lontaran lava hasil erupsi gunung api purba.
Situs
Nglanggeran mempunyai peristiwa yang sama dengan letusan Gunung Rakata yang
muncul dari kaldera Gunung Krakatau.
Asal Muasal Batu Lava Bantal
Lava bantal
terbentuk akibat dari erupsi atau lelehan lava (eruptions with relatively
low effusion rates) yang bersentuhan langsung dengan air laut. Proses
pembekuan yang tiba-tiba akibat kontak langsung dengan air laut menyebabkan
bentukan mineralnya tidak terpilah dengan baik. Namun, tubuh lavanya membentuk
geometri mirip bantal. Di sinilah masyarakat mengenal sebagai lava bantal
(pillow lava).
Proses terbentuknya lava bantal,
saat mengalir dan mengalami pendinginan serentak oleh air laut. Selanjutnya,
bagian kulitnya langsung membeku dan tertahan tekanan hidrostatis. Karenanya,
membentuk batuan beku membulat atau melonjong. Bentuknya bulat lonjong yang
disebut lava bantal. Umumnya, berkomposisi basalt yang bersifat asam. Dari
ciri-ciri fisiknya, lava bantal terbentuk pada zona pemekaran lantai samudera (sea
floor spreading). Ini sebagai bagian kegiatan vulkanik bawah laut. Ciri
fisik batuan ini membentuk pola bantal. Berwarna hitam, keras, bertekstur
afanitik. Singkapan batuan lava bantal di Kali Muncar berwujud dinding lava
hampir tegak. Karena mengalami pengangkatan dan pensesaran yang dicirikan
adanya kekar dan cermin sesar sebagai konsekuensi dari aktivitas tektonik yang
kuat.
Para Pakar Geologi pernah menentukan umur absolut menggunakan metoda
radiometrik K/Ar. Batuan ini berumur 81 juta tahun atau terbentuk pada zaman
Kapur Akhir. Batuan ini lebih muda dari batuan tertua yang ditemukan di pulau
Jawa. Yakni, batuan metamorfik batu sekis mika di Kompleks Melange Luk Ulo yang
berumur 117 juta tahun atau terbentuk pada zaman Kapur Awal.
Koordinat:
7⁰ 42′ 5″ LS 110⁰ 26’35”Lokasi:
Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.Tips:
Agar tamasya geo heritage ini maksimal dinikmati, sebaiknya mengenakan pakaian yang nyaman, sepatu lapangan/ kets kasual, dan menyiapkan kebutuhan pribadi. Seperti topi, payung atau ponco (untuk jaga-jaga apabila hujan turun), tabir surya, dan lainnya.
wah bagus yah tempatnya..sangat menarik.
BalasHapusrental mobil jogja
Wahhh Keren yah tempatnya. Aku sukaa rental mobil jogja
BalasHapusRules for the Best Baccarat - FABCASINO
BalasHapusFirst of all, the dealer 1xbet korean has a minimum bet of $1. If the dealer febcasino chooses “I would win”, the bet must be placed immediately. The dealer may choose by playing cards 바카라 사이트 (